Kekasihku (Puisi)


Kekasihku
Aku tertawan
Oleh kehangatan yang menyelimuti sudut qalbu
Mengisi penuh tanpa menyisakan ruang tuk bernafas
Ku sebutkan sepenggal nama
Kasihku...
Detik, menit, bagai tersihir
            Di tengah hiruk pikuk kotaku merasa tenteram
            Diiringi desiran angin malam
            Kuselipkan sebuah rasa cinta
            Namun, tak semerdu cinta yang disuguhkannya
            Cinta yang disuguhkannya tak akan lapuk dimakan usia
            Aku tenggelam ke dalam kelembutannya
            Layaknya air mengalir, rasaku pun hadir
            Tak kenal waktu pagi siang bahkan soreku ingin bermunajat
            Ku berharap rasaku tak seperti debu
            Hilang direnggut angin
            Terombang-ambing kesana kemari
            Tak punya rumah yang mendekapnya
Kerlap-kerlip lampu jalan menyita perhatian indra penglihatan
Tanpa disadari sang kaki berjalan di antara bebatuan
Dalam rencana alam semesta kerap kali lika-liku kehidupan menghampiri
Aku akan tetap kokoh meski badai menerpa
Terpaan membasahi luka
Lubuk hati menjerit perih
Namun, ku lihat secercah harapan tuk bertemu Tuanku
Walau ku kan lenyap oleh kilatan cahayamu
Apalah dayaku hanya manusia akhir zaman
            Bersama ajaibnya sepertiga malam
            Dibalik dinding yang kokoh nan dingin
            Ku bersimpuh beralaskan karpet
            Berbekal butiran suci penghitung tasbihku
Waktu bersahabat dengan sunyi
Aku diam membeku
Dibuat khusyu’ dengat atmosfer rindu penuh kedamaian
Lidahku kaku
Kebisuan menyergap
Membuatku terbelenggu oleh kemanisannya
Kusampaikan kepada-Nya
“Terimakasih Tuhan, ku persembahkan cintaku melalui sujud syukurku”

Karya :Silvia Mardianingsih
02 Agustus 2018