Kekasihku
Aku
tertawan
Oleh
kehangatan yang menyelimuti sudut qalbu
Mengisi
penuh tanpa menyisakan ruang tuk bernafas
Kasihku...
Detik,
menit, bagai tersihir
Di tengah hiruk pikuk kotaku merasa
tenteram
Diiringi desiran angin malam
Kuselipkan sebuah rasa cinta
Namun, tak semerdu cinta yang
disuguhkannya
Cinta yang disuguhkannya tak akan
lapuk dimakan usia
Aku tenggelam ke dalam kelembutannya
Layaknya air mengalir, rasaku pun
hadir
Tak kenal waktu pagi siang bahkan
soreku ingin bermunajat
Ku berharap rasaku tak seperti debu
Hilang direnggut angin
Terombang-ambing kesana kemari
Tak punya rumah yang mendekapnya
Kerlap-kerlip
lampu jalan menyita perhatian indra penglihatan
Tanpa
disadari sang kaki berjalan di antara bebatuan
Dalam
rencana alam semesta kerap kali lika-liku kehidupan menghampiri
Aku
akan tetap kokoh meski badai menerpa
Terpaan
membasahi luka
Lubuk
hati menjerit perih
Namun,
ku lihat secercah harapan tuk bertemu Tuanku
Walau
ku kan lenyap oleh kilatan cahayamu
Apalah
dayaku hanya manusia akhir zaman
Bersama ajaibnya sepertiga malam
Dibalik dinding yang kokoh nan
dingin
Ku bersimpuh beralaskan karpet
Berbekal butiran suci penghitung
tasbihku
Waktu
bersahabat dengan sunyi
Aku
diam membeku
Dibuat
khusyu’ dengat atmosfer rindu penuh kedamaian
Lidahku
kaku
Kebisuan
menyergap
Membuatku
terbelenggu oleh kemanisannya
Kusampaikan
kepada-Nya
“Terimakasih
Tuhan, ku persembahkan cintaku melalui sujud syukurku”
Karya :Silvia
Mardianingsih
02 Agustus 2018