NGAJI ONLINE DI TENGAH PANDEMI

Di tengah pandemi wabah COVID-19 ini yang mengharuskan kita untuk social distancing seperti jaga jarak, tidak bersalaman, dan di rumah saja. Adanya wabah ini menimbulkan berbagai dampak untuk kehidupan masyarakat. Salah satunya berkurangnya kegiatan rutin masyarakat seperti bekerja, sekolah, dan beribadah di luar rumah. Namun dengan adanya keharusan tersebut bukan berarti kita di rumah malas-malasan, justru dengan adanya pandemi ini kita banyak meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga. Sebenarnya selama kita di rumah saja, banyak hal positif yang dapat dilakukan selagi kita mau dan mampu, seperti belajar di rumah, belajar memasak, membuat sebuah karya melalui media, dan lain sebagainya.

Adanya pandemi ini mengharuskan masyarakat untuk mengurangi kerumunan, seperti pada pondok pesantren contohnya. Pemerintah mengarahkan agar pihak pengasuh pondok  pesantren di Indonesia dapat memulangkan santrinya untuk mencegah adanya penyebaran virus COVID-19 ini. Adanya anjuran pemulangan santri tersebut telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Fathul Huda Kebondalem, Purwokerto Timur pada 28 Maret 2020. Pemulangan santri sendiri tidak langsung semua pulang melainkan satu persatu sesuai keinginan. Pemulangan santri ini juga menerapkan prosedur pemulangan dimana santri harus di jemput oleh orang tua/wali, tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan umum, dan tidak diperbolehkan mampir ke suatu tempat selama perjalanan pulang. Semua prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh santri yang akan pulang.

Dengan adanya pemulangan santri, sesampainya di rumah santri harus tetap melaksanakan anjuran pemerintah untuk di rumah saja selama 14 hari. Hingga saat ini santri masih berada di rumah sampai memasuki bulan Ramadhan. Seperti yang kita rasakan Ramadhan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya apalagi bagi santri pondok pesantren. Biasanya selama Ramadhan santri mengikuti ngaji pasaran. Apa itu ngaji pasaran? Ngaji pasaran merupakan kajian yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan dimana santri mengkaji kitab kuning yang dimulai sejak awal bulan Ramadhan hingga akhir Ramadhan. Sayangnya di tahun ini santri tidak bisa mengikuti ngaji pasaran secara langsung. Namun, semua itu tidak menutup kemungkinan untuk tidak mengaji. Justru dengan adanya pandemi ini santri diusahakan tetap mengaji dari rumah. Maka dari itu pihak pengurus Pondok Pesantren Fathul Huda menerapkan kajian online via telegram dengan menggunakan metode voice note oleh pengampu. Dan menguntungkannya, dengan adanya kajian online ini diikuti bukan hanya santri melainkan alumni juga dapat gabung dalam kajian tersebut. Adapun kitab dan jadwal ngaji pasaran sebagai berikut :

1. Irsyadul ‘ibad diampu oleh Ibu Ny Tri Rachmijati, S.Ag.,M.Pd
2. Targhib wa Tarhib diampu oleh Ibu Ny Tri Rachmijati, S.Ag.,M.Pd
3. Hujjah Ahlussunah Wal Jamaah diampu oleh Ust. Saeful Arifin, S.E.
4. Mustolah Tajwib diampu oleh Ust. Nurrohman

Kitab dikaji setiap ba’da subuh dan ba’da tarawih sesuai jadwal yang di tentukan.

Agar santri tetap semangat meski ngaji di rumah, kali ini dari pengurus memberikan peraturan dan konsekuensi, sebagai berikut :

1. Santri wajib mengabsahi dua kitab wajib, yaitu Targhib Wa Tarhib dan Hujjah Ahlussunah Wal Jama’ah.
2. Untuk kitab yang disunahkan diabsahi yaitu, kitab Irsyadul ‘ibad dan Mustolah tajwid.
3. Bagi santri yang tidak mengabsahi pada kitab wajib, maka akan dikenakan konsekuensi, yaitu mencatat semua materi yang sudah disampaikan (berlaku untuk satu kitab, apabila tidak mengabsahi 2 kitab wajibnya berarti mencatat semua materi 2 kitab tersebut).
4. Dan konsekuensi untuk absahan yang masih bolong-bolong diberi waktu untuk menambal atau melengkapi absahan yang masih bolong.

Selama ini kajian berjalan dengan lancar, namun ada kendala pribadi dari santri yang mengikuti kajian pasaran ini, seperti yang dikatakan oleh lurah putri Pondok Pesantren Fathul Huda, Rossy Anggi Rachmayanti

”Alhamdulillah masih diberi kesempatan ngaos online. Seneng tapi ada sedihnya, senengnya karna ngabsahinnya bias full, ngga senengnya, susah sinyal, jadi nda bisa mengikuti dengan baik. Harus nunggu sinyal dulu”

Meskipun ada sedikit kendala dari pribadi santri seperti sinyal, yang rumahnya mungkin jauh dari perkotaan, namun bukan berarti santri tersebut tidak bisa mengikuti kajian, hanya saja sedikit tertinggal waktu kajian yang dilaksanakan. Dan dengan adanya ngaji pasaran online ini dapat menambah keberkahan selama di rumah saja karena ngaji merupakan kebutuhan yang sangat penting.  Santri juga lebih produktif dalam kegiatan di rumah. Jadi untuk para santri tetap di rumah saja, stay safe and stay healthy.
#dirumahaja#ngajionline#ayomengaji#ngajidarirumah